TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ketulusan {2}



Ketulusan {2}

0Setelah Chen Liao Xuan mengambil teratai keabadian itu, dia pun langsung berlari ke arah Liu Anqier. dia merengkuh Liu Anqier dan meneteskan sari pati dari teratai itu sampai teratai yang ada di tangannya seolah berubah menjadi sebuah serbuk keemasan dan masuk ke dalam tubuh Liu Anqier.     
0

Chen Liao Xuan memandang Liu Anqier, dia benar-benar takut kalau sampai ini tidak berhasil. Namun tak berapa lama dia kembali memeriksa nadi milik Liu Anqier, betapa senang dia saat tahu jika denyut nadi Liu Anqier tak selemah tadi. Bahkan jemari Liu Anqier sudah mulai bergerak. Dengna memejamkan mata dan mengatur napasnya, Chen Liao Xuan mengembalikan kembali separuh intisari dari tubuhnya agar Liu Anqier bisa benar-benar sadar dan melakukan penyembuhan dengan cepat. Setelah itu Chen Liao Xuan langsung ambruk, lalu dia tak sadarkan diri. Tubuhnya benar-benar berada pada batas kemampuannya untuk bertahan. Dia sudah tidak bisa lagi untuk menahan kekuatan yang selalu berperang dari dalam tubuhnya, terlebih sekarang separuh intisarinya telah kembali pada tubuh Liu Anqier, seolah seluruh tenaganya langsung diangkat begitu saja dengan cara nyata dan luar biasa sakitnya.     

Sementara itu, kesadaran Liu Anqier perlahan pun mulai terkumpul. Alisnya tampak berkerut pun dengan dahinya. Indra perasa dan penciumannya kini sudah mulai aktir kembali meski terasa sangat lemah, hingga kemudian dia mulai menebarkan pandangannya.     

Dia kembali mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak tahu di mana dia sekarang berada. Langitnya tampak aneh, seolah tidak ada siang atau pun malam. Semuanya menjadi abu-abu dan membingungkan. Dan hal itu membuat Liu Anqier semakin bingung bukan main. Untuk kemudian tubuhnya tampak bersinar, mengeluarkan sinar kuning dan putih yang tampak menyilaukan. Tubuh lemah dan sakit Liu Anqier dengan cepat sembuh, dia seolah mendapatkan kekuatan seketika untuk menjadi sosok sehat yang baru. Bahkan dia sudah memiliki kekuatan untuk duduk, untuk sekadar memastikan diri di mana gerangan dia berada. Namun, semuanya mustahil. Dia tahu kalau sekarang dia ada di sebuah bukit. Namun dia sama sekali tidak tahu bagaimana bisa dia berada di sini dan di bukit apa ini. semuanya menjadi membingungkan sekarang. Hingga jemarinya seolah menyentuh sesuatu, Liu Anqier langsung memekik kaget. Bagaimana tidak dia menyentuh bagian potongan sesuatu, seperti bagian tubuh makhluk tapi bagian itu benar-benar sangat aneh luar biasa.     

Untuk kemudian dia menoleh, matanya terpaku ketika dia melihat sosok yang sekarang sedang tak sadarkan diri, sosok yang sangat dia hindari, dan sosok itu mengingatkan pertama kali pertemuan mereka. ya, sosok itu adalah Chen Liao Xuan. Dia tampak terkulai lemah di atas tanah, matanya tertutup rapat, wajahnya yang pucat tampak semakin pucat pasi, seolah seluruh tenaganya telah habis karena sesuatu.     

Liu Anqier hendak mengabaikan Chen Liao Xuan dan dia ingin pergi dari tempat ini bagaimanapun caranya. Tapi bagaimana bisa, dia harus menjadi manusia yang tahu diri. Setidaknya dia akan mengantar Chen Liao Xuan kembali ke kerajaan iblis.     

Mengingat Chen Liao Xuan, Liu Anqier mendadak mengelus perutnya, kemudian dia mulai menangis sejadi-jadinya. Dia baru ingat kejadian sebelum kesadarannya hilang, jika dia telah kehilangan lagi janinnya untuk yang kedua kali dan itu karena Wu Chong Ye. Dia hancur, dia remuk. Bahkan hal itu yang berhasil membuatnya enggan untuk hidup lagi. Seharusnya dia mati saja, seharusnya dia tidak hidup. Agar semua penderitaannya ini hilang, agar semua penderitaannya ini enyah untuk selamanya.     

Liu Anqier mencoba untuk menghela napas panjang, kemudian dia mencoba untuk menetralkan semua emosi yang ada di dalam otak dan hatinya.     

Kemudian dia mencoba untuk memapah Chen Liao Xuan sekuat yang dia bisa meski itu tampak tertatih luar biasa.     

Dia terus berusaha menyeret tubuh Chen Liao Xuan, menuruni bukit yang curam dan terjal. Bahkan sesekali dia nyaris terperosok dengan sempurna, dan sampai dia dan Chen Liao Xuan nyaris jatuh dengan sempurna.     

Liu Anqier tampak tercengang, saat dia melihat sebuah hutan yang sangat gelap dan lembab. Dia berusaha untuk berjalan, tapi kakinya tergelincir dengan sempurna membuat dia dan Chen Liao Xuan terperosok dengan sempurna.     

Liu Anqier meringis kesakitan saat kakinya terkilir, dia berusaha untuk menahan rasa sakit itu. karena dia yakin kalau sakitnya itu akan hilang karena kekuatannya. Untuk kemudian, setelah dia yakin merasa lebih baik, dia pun kembali memapah Chen Liao Xuan. Kembali berjalan dengan hati-hati, hingga akhirnya dia keluar dari tempat yang menyeramkan itu. setelah dia keluar, Liu Anqier agaknya bisa bernapas lega. Namun senyumnya harus memudar saat dia melihat suatu tempat yang sedang bada salju. Dan tempat itu adalah jalan satu-satunya yang mungkin bisa dia lewati untuk bisa turun dari bukit tersebut.     

Liu Anqier tampak menelan ludahnya dengan susah, kemudian dia memandang Chen Liao Xuan. Mungkin, bisa saja dia menahan kondisi dingin yang seperti itu. tapi bagaimana dengan Chen Liao Xuan? Chen Liao Xuan sedang dalam keadaan tak sadarkan diri, dalam keadaan yang benar-benar sedang sangat tidak terkontrol. Bagaimana jika Chen Liao Xuan tidak mampu menahan hawa dingin itu?     

Liu Anqier melihat mantel yang dia pakai, meski dia juga tidak tahu dari mana dia mendapatkan mantel itu. setelah dia melepaskan mantel itu, Liu Anqier langsung memakaikannya kepda Chen Liao Xuan. Liu Anqier kembali memapah Chen Liao Xuan. Dengan tersoak-soak keduanya mulai berjalan lagi dengan susah. Dia harus segera membawa Chen Liao Xuan turun, dan meminta pertolongan atau bahkan dia harus membawa Chen Liao Xuan kembali di alam iblis.     

Liu Anqir menggigil kedinginnan, bahkan rasanya dia ingin membeku sekarang. Tapi dia harus kuat, dia harus berjalan. Langkah kakinya kini mulai kaku dan memelan dan itu sangat membuatnya tak nyaman.     

Liu Anqier nyaris ambruk, untuk kemudian dia mencoba memukul pipinya sampai kedua pipinya itu memerah. Tidak… dia tidak boleh tidak sadarkan diri atau kehilangan kewarasannya, Sebentar lagi. Ya… sebentar lagi, itu adalah hal yang harus dia lakukan agar dia bisa sampai di perbatasan. Meski Liu Anqier tak yakin jika setelah perbatasan itu tidak ada lagi tempat mengerikan lainnya. Bisa saja di sana ada gurun pasir yang sangat luas, bisa saja di sana ada lautan yang sangat dalam. Liu Anqier benar-benar takut kalau sampai dia tersesat dan terjebak di sini untuk selama-lamanya.     

Setelah nyaris berada di perbatasan, lagi-lagi Liu Anqier terpereset dengan sangat sempurna. Dia dan Chen Liao Xuan terpental kemudian tubuhnya mereka menggelinding dan keduanya jatuh. Keduanya tak sadarkan diri, terkapar tak berdaya dengan kesadaran mereka yang hilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.